Tradisi jarah kubur sebelum bulan suci Ramadhan merupakan pemandangan rutin di hampir semua tempat pemakaman umum di Kota Medan atau mungkin juga diseluruh penjuru tanah air ini. Semua orang berduyun-duyun memenuhi hampir semua tempat pemakaman umum yang ada. Tapi pernah anda bertanya, kenapa hal itu bisa terjadi hampir setiap tahunnya? dan apa yang melatarbelakangi orang-orang tersebut melakukannya? Pernahkah hal itu tersebut terpikir oleh anda? Saya pernah menanyakan hal tersebut ke beberapa orang dan saya mendapat jawaban berbeda-beda dari setiap orang. Ada orang yang mengatakan, "Jarah kubur itu sudah tradisi turun menurun dari keluarganya" dan ada juga yang menjawab "Supaya mereka bisa mendoakan arwah keluarga mereka yang telah meninggal dunia" dan masih banyak lagi jawaban lain yang saya kira itu bukanlan jawaban inti sebenarnya dari tradisi jarah kubur tersebut.
Dari beberapa pendapat yang saya dengar tersebut, sekarang ini orang justru banyak salah kaprah mengenai "apa sebenarnya hikmah dibalik dari jarah kubur itu?" atau "apakah jarah kubur itu memang harus dilakukan ataukah tidak?"
I think simple untuk hal itu, hikmahnya menurut saya dari jarah kubur itulah adalah "supaya mengingatkan kita bahwa suatu hari kelak kita pasti akan berada disana, dan apakah kita sudah siap untuk menghadapinya? Kita disuruh untuk "musabah diri" atau dengan bahasa umumnya agar kita bisa introspeksi diri "apakah kita sudah mempersiapkannya diri kita dari saat ini untuk menghadapi hari itu kelak?" Kalau mengenai mendoakan arwah bagi keluarga yang sudah meninggal dunia, apakah anda hanya melakukannya hanya 1 tahun sekali saja waktu mau masuk bulan suci ramadhan? Do'a itu bisa kita lakukan setiap saat dan setiap detik kalau menurut saya, jadi kapanpun kita bisa berdoa untuk kerabat-kerabat kita yang telah meninggal dunia.
Itu pendapat saya, bagaimana dengan pendapat anda?

Eramuslim - Islam pada prinsipnya tak melarang pengantin (khususnya pengantin wanita) berhias. Kecantikan dan keindahan pada dasarnya tak bertentangan dengan ajaran Islam. Namun ketika berhias itu dilakukan secara tidak proporsional dan bukan pada tempatnya, khususnya bagi pengantin wanita, hingga mengabaikan prinsip-prinsip halal-haram, maka tentu saja tindakan itu patut dipertanyakan kembali.

Sejumlah riwayat mengisyaratkan bahwa berhias untuk pengantin dibolehkan Islam. Bahwa sunnah berhias bagi pengantin wanita dilakukan tatkala memasuki hari zafaf, yaitu ketika istri dipertemukan dengan suaminya untuk memulai kehidupan perkawinan.

Asma' binti Yazid din Sakan radhiyallahu 'anha meriwayatkan sebagai berikut;

Aku menghias 'Aisyah untuk Rasulullah Saw, lalu aku datang kepadanya. Kemudian aku memanggil Rasul supaya datang menghampiri 'Aisyah. Rasul datang dan duduk di sampingnya. Kemudian didatangkan segelas besar susu. Rasulullah Saw meminumnya, lalu memberikan susu itu kepada 'Aisyah. Ketika itu 'Aisyah terlihat menundukkan kepalanya dan merasa malu. Asma berkata; aku menyeru kepada 'Aisyah, "Terimalah dari tangan Nabi Saw."
Asma berkata lagi; "Lalu ia ('Aisyah) menerima susu itu dan meminumnya sedikit." Kemudian Nabi Saw bersabda kepadanya; "Berilah temanmu itu." (HR Ahmad).

Riwayat di atas mengisyaratkan bahwa 'Aisyah dihias menjelang memasuki malam pertama bersama Rasulullah Saw. Dengan demikian berhias secantik-cantiknya bahkan ditekankan bagi pengantin wanita untuk menyambut sang kekasih yang telah halal bersanding di sampingnya.

Lain dengan kebiasaan yang lazim dilakukan masyarakat Islam pada zaman sekarang. Pengantin wanita khususnya, dihias secantik-cantiknya pada saat resepsi. Tetapi memasuki malam zafaf (malam pertama) ia dalam keadaan lelah dan rambut awut-awutan.
Tak jarang pengantin dihias dengan "menor" dan melakukan sesuatu yang diharamkan Islam, seperti mengerok alis mata, ditato untuk dibuatkan tahi-lalat palsu, memakai rambut palsu, dan sebagainya. Akibatnya pengantin tidak bisa melakukan shalat dengan sempurna. Atau bahkan pengantin tidak dapat melakukan shalat sama sekali saat itu demi mempertahankan riasan agar dia kelihatan tetap molek.

Sebagian orang yang picik mengatakan, pada saat seseorang menjadi pengantin dalam pesta yang sedang ramai-ramainya dikunjungi tamu, meninggalkan sholat bisa dimaklumi. Atau dengan kata lain, ia sedang dalam keadaan darurat (rukhsoh) sehingga sholat boleh dijamak (diganda waktunya).

Jelas pendapat itu tidak berdasar, dan bahkan menyesatkan. Justru seharusnya, di dalam momentum pernikahan yang amat dimuliakan dan disucikan Islam itu, kita dilarang merusaknya dengan perbuatan-perbuatan yang diharamkan Allah dan RasulNya. Bukankah Allah memberikan pengagungan bagi peristiwa pernikahan dengan istilah mitsaqon gholidzo (perjanjian yang agung)? Selain itu Nabi Saw menyebutkan, bahwa orang yang telah menikah itu pada hakikatnya telah menyelesaikan separuh dari diennya.

Tentu yang dimaksud dengan Allah dan Rasul-Nya di atas, pernikahan yang dimuliakan dan disucikan Allah 'Azza wa Jalla, adalah pernikahan yang di dalamnya terjaga nilai-nilai kehormatan dan kesucian agama. Bukan pesta pernikahan yang ditingkahi kemaksiatan dan berbagai pelanggaran norma-norma kesucian dan kemuliaan wanita.

Kembali pada perihal berhias bagi pengantin, jelas Islam menegaskan bahwa hal itu boleh dilakukan, selama tidak mendatangkan kemudharatan bagi siapapun. Simaklah hadits Rasulullah Saw di bawah ini;

"Allah melaknat orang yang melakukan tato, orang yang minta ditato, orang yang mencabuti bulu wajah (alis mata) dan orang-orang yang mengikir giginya untuk keindahan yang dapat mengubah asal mula ciptaan Allah Yang Maha Luhur." (HR Imam Bukhori & Imam Muslim).

Dalam riwayat lain diceritakan, bahwa Ibnu Mas'ud berkata;

"Rasulullah Saw melaknati perempuan yang membuat tahi lalat, perempuan yang minta dibuatkan tahi lalat, perempuan yang menipiskan alis mata, dan perempuan yang mengikir giginya supaya menjadi indah hingga mengubah ciptaan Allah."

Karena itu bagi Anda yang sebentar lagi memasuki gerbang pernikahan, mulailah merancang pesta pernikahan Anda sebaik-baiknya sesuai dengan tuntunan Allah dan RasulNya. Perhatikan rambu-rambu akhlaq sesibuk dan sepenting apapun acara yang anda hadapi. Agar peristiwa suci pernikahan itu tidak sia-sia, dan bahkan (na'udzu billah) mendatangkan murka Allah 'Azza wa Jalla. Silakan berhias dengan hebat, tapi jangan tinggalkan sholat! (sulthoni) (dt)

Berbicara tentang pernikahan banyak yang menyesal. Menyesal kalau tahu begini nikmat kenapa tidak dari dulu. Menyesal ternyata banyak deritanya. Menikah itu tidak mudah, yang mudah itu ijab kabulnya. Rukun nikah yang lima harus dihapal dan wajib lengkap kesemuanya.Begitu pula dengan syarat wajib nikah pada pria yang harus diperhatikan.

Bagaimana jika kita belum punya biaya? Harus diyakini bahwa tiap orang itu sudah ada rezekinya. Menikah itu menggabungkan dua rezeki, rezeki wanita dan laki-laki bertemu, masalahnya adalah apakah rezeki itu diambil dengan cara yang barokah atau tidak. Allah tidak menciptakan manusia dengan rasa lapar tanpa diberi makanan. Allah menghidupkan manusia untuk beribadah yang tentu saja memerlukan tenaga, mustahil Allah tidak memberi rezeki kepada kita.

Biaya pernikahan bukanlah perkara mahal, yang penting ada. Maka kalau sudah darurat bahkan mengutang untuk menikah diperbolehkan daripada mendekati zina. Kalau sudah menikah setelah ijab kabul, jangan jadi riya dengan mengadakan resepsi yang mewah. Hal ini tidak akan menjadi barokah. Misalnya dalam mengundang, hanya menyertakan orang kaya saja, orang miskin tidak diundang. Bahkan Rasulullah melarang mengundang dengan membeda-bedakan status. Dalam mengadakan resepsi jangan sampai mengharapkan balasan income yang didapat.

Masalah mas kawin yang paling bagus adalah emas dan uang mahar yang paling bagus adalah uang. Berilah wanita sebanyak yang kita mampu, jangan hanya berkutat dengan seperangkat alat sholat saja. Rasulullah lebih mengutamakan emas dan uang dan inilah hak wanita. Awal nikah jangan membayangkan punya rumah yang bagus. Maka perkataan terbaik suami kepada istrinya adalah menasehati istri agar dekat dengan Allah. Jika istri dekat dengan Allah maka ia akan dijamin oleh Allah mudah-mudahan lewat kita. Tiga rumus yang harus selalu diingat terdapat dalam surah Al-Asyr. Setiap bertambah hari, bertambah umur, kita itu merugi kecuali tiga golongan kelompok yang beruntung. Golongan pertama adalah orang yang selalu berpikir keras bagaimana supaya keyakinan dia kepada Allah meningkat. Sebab semua kebahagiaan dan kemuliaan itu berbanding lurus dengan tingkat keyakinan kepada Allah. Tidak ada orang ikhlas kecuali yakin kepada Allah. Tidak ada sabar kecuali kenal kepada Allah. Tidak ada orng yang zuhud kepada dunia kecuali orang yang tahu kekayaan Allah. Tidak ada orang yang tawadhu kecuali orang yang tahu kehebatan Allah. Makin akrab dan kenal dengan Allah semua dipandang kecil. Setiap hari dalam hidup kita seharusnya dipikirkan bagaimana kita dekat dengan Allah.

Kalau Allah sudah mencintai mahluk segala urusan akan beres. Salah satu bukti seperseratus sifat pemurah Allah yang disebarkan kepada seluruh mahlukNya bisa dilihat sikap seorang ibu yang melahirkan seorang anak Kesakitan waktu melahirkan, hamil sembilan bulan tanpa mengeluh yang belum tentu anak tersebut akan membalas budinya. Tidak tidur ketika anaknya sakit, mengurus anak dari mulai TK sampai SMA. Memikirkan biaya kuliah. Mulai nikah dibiayai sampai punya anak bahkan juga diterima tinggal di rumah sang ibu. Tetapi kerelaannya masih saja terpancar. Itulah seperseratus sifat Allah.

Selalu komitmen mau kemana rumah tangga ini akan dibawa. Mungkin sang ayah atau ibu yang meninggal lebih dulu yang penting keluarga ini akan kumpul di surga. Apapun yang ada dirumah harus menjadi jalan mendekat kepada Allah. Beli barang apapun harus barang yang disukai Allah. Supaya rumah kita menjadi rumah yang disukai Allah. Boleh punya barang yang bagus tanpa diwarnai dengan takabur. Bukan perkara mahal atau murah, bagus atau tidak tetapi apakah bisa dipertanggungjawabkan disisi Allah atau tidak. Bahkan dalam mendengar lagu yang disukai Allah siapa tahu kita dipanggil Allah ketika mendengar lagu. Rumah kita harus Allah oriented. Kaligrafi dengan tulisan Allah. Kita senang melihat rumah mewah dan islami. Jadikan semua harta jadi dakwah mulai mobil sampai rumah. Tiap punya uang beli buku, buat perpustakaan di rumah untuk tamu yang berkunjung membaca dan menambah ilmu. Jangan memberi hadiah lebaran hanya makanan, coba memberi buku, kaset dan bacaan lain yang berguna. Jangan rewel memikirkan kebutuhan kita, itu semua tidak akan kemana-mana. Allah tahu kebutuhan kita daripada kita sendiri. Allah menciptakan usus dengan disain untuk lapar tidak mungkin tidak diberi makan. Allah menyuruh kita menutup aurat, tidak mungkin tidak diberi pakaian.

Apa yang kita pikirkan Allah sudah mengetahui apa yang kita pikirkan. Yang harus kita pikirkan adalah bagaimana dekat dengan Allah, selanjutnya Allah yang akan mengurusnya. Kita cenderung untuk memikirkan yang tidak disuruh oleh Allah bukan yang disuruhNya. Kalau hubungan kita dengan Allah bagus semua akan beres. Barang siapa yang terus dekat dengan Allah, akan diberi jalan keluar setiap urusannya. Dan dijamin dengan rezeki dari tempat yang tidak diduga-duga. Dan barang siapa hatinya yakin Allah yang punya segalanya, akan dicukupkan segala kebutuhannya. Jadi bukan dunia ini yang menjadi masalah tetapi hubungan kita dengan Allah-lah masalahnya.

Golongan kedua adalah rumah tangga yang akan rugi adalah rumah tangga yang kurang amal. Jangan capai memikirkan apa yang kita inginkan, tapi pikirkan apa yang bisa kita lakukan. Pikiran kita harusnya hanya memikirkan dua hal yakni bagaimana hati ini bisa bersih, tulus, dan bening sehingga melakukan apapun ikhlas dan yang kedua teruslah tingkatkan kekuatan untuk terus berbuat. Pikiran itu bukan mengacu pada mencari uang tetapi bagaimana menyedekahkan uang tersebut, menolong, dan membahagiakan orang dengan senyum. Sehingga dimanapun kita berada bagai pancaran matahari yang menerangi yang gelap, menuai bibit, menyemarakkan suasana. Sesudah itu serahkan kepada Allah. Setiap kita memungut sampah demi Allah itu akan dibalas oleh Allah.

Rekan-rekan Sekalian, Mari kita ubah paradigmanya. Rumah tangga yang paling beruntung adalah rumah tangga yang paling banyak produktifitas kebaikannya. Uang yang paling barokah adalah uang yang paling tinggi produktifitasnya, bukan senang melihat uang kita tercatat di deposito atau tabungan. Uang sebaiknya ditaruh di BMT. Yang terjadi adalah multiefek bagi pihak lain, hal ini menjadikan uang kita barokah. Daripada uang kita disimpan di Bank kemudian Banknya bangkrut, disimpan di kolong kasur takut dirampok.

Kaya boleh asal produktif. Boleh mempunyai rumah banyak asal diniatkan agar barokah demi Allah itu akan beruntung. Beli tanah seluas-luasnya. Sebagian diwakafkan, kemudian dibangun masjid. Pahala akan mengalir untuk kita sampai Yaumil Hisab. Makanya terus cari uang bukan untuk memperkaya diri tapi mendistribusikan untuk ummat. Sedekah itu tidak akan mengurangi harta kita kecuali bertambah. Jadi pikiran kita bukan akan mendapat apa kita? tapi akan berbuat apa kita?. Apakah hari ini saya sudah menolong orang, sudahkah senyum, berapa orang yang saya sapa, berapa orang yang saya bantu?

Makin banyak menuntut makin capai. Makin kuat kita menuntut kalau Allah tidak mengijinkan maka tidak akan terwujud. Kita minta dihormati, malah Allah akan memperlihatkan kekurangan kita. Kita malah akan dicaci, hasilnya sakit hati. Orang yang beruntung, setiap waktu pikirannya produktif mengenai kebaikan. Selagi hidup lakukanlah, sesudah mati kita tidak akan bisa. Kalau sudah berbuat nanti Allah yang akan memberi, itulah namanya rezeki. Orang yang beruntung adalah orang yang paling produktif kebaikannya.

Yang ketiga rumah tangga atau manusia yang beruntung itu adalah pikirannya setiap hari memikirkan bagaimana ia bisa menjadi nasihat dalam kebenaran dan kesabaran dan ia pecinta nasihat dalam kebenaran dan kesabaran. Setiap hari carilah input nasihat kemana-mana. Kata-kata yang paling bagus yang kita katakan adalah meminta saran dan nasihat. Ayah meminta nasihat kepada anak, niscaya tidak akan kehilangan wibawa. Begitu pula seorang atasan di kantor.

Kita harus berusaha setiap hari mendapatkan informasi dan koreksi dari pihak luar, kita tidak akan bisa menjadi penasihat yang baik sebelum ia menjadi orang yang bisa dinasihati. Tidak akan bisa kita memberi nasihat jika kita tidak bisa menerima nasihat. Jangan pernah membantah, makin sibuk membela diri makin jelas kelemahan kita. Alasan adalah kelemahan kita. Cara menjawab kritikan adalah evaluasi dan perbaikan diri. Mungkin membutuhkan waktu sebulan bahkan setahun. Nikmatilah nasihat sebagai rezeki dan bukti kesuksesan hidup. Sayang hidup hanya sekali dan sebentar hanya untuk menipu diri. Merasa keren di dunia tetapi hina dihadapan Allah. Merasa pinter padahal bodoh dalam pandangan Allah.

Mudah-mudahan kita bisa menerapkan tiga hal diatas. Setiap waktu berlalu tambahlah ilmu agar iman meningkat, setiap waktu isi dengan menambah amal. (dt)

Alhamdulillah.

Hari jadi Kota Medan diperingati tiap tahun sejak tahun 1970 dan pada mulanya ditetapkan jatuh pada tanggal 1 April 1909. Tetapi tanggal ini mendapat bantahan yang cukup keras dari kalangan pers dan beberapa orang ahli sejarah karena itu, Walikota membentuk panitia sejarah hari jadi Kota Medan untuk melakukan penelitian dan penyelidikan.
Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No. 342 tanggal 25 Mei 1971 yang waktu itu dijabat oleh Drs. Sjoerkani dibentuklah Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Medan. Duduk sebagai Ketua adalah Prof. Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin Siwan, MA, Anggotanya antara lain Ny. Mariam Darus, SH dan T.Luckman, SH.
Untuk lebih mengintensifkan kegiatan kepanitiaan ini dikeluarkan lagi Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No.618 tanggal 28 Oktober 1971 tentang Pembentukan Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan dengan Ketuanya Prof.Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin Siwan, MA dan Anggotanya H. Mohammad Said, Dada Meuraxa, Letkol. Nas Sebayang, Nasir Tim Sutannaga, M.Solly Lubis, SH, Drs.Payung Bangun, MA dan R. Muslim Akbar.
DPRD Medan sepenuhnya mendukung kegiatan kepanitiaan ini sehingga merekapun membentuk Pansus yang diketuai M.A. Harahap, dengan Anggotanya antara lain Drs.M.Hasan Ginting, Ny. Djanius Djamin, SH, Badar Kamil, BA dan Mas Sutarjo.
Dengan berbagai persidangan dan perjalanan panjang menetapkan bahwa perkampungan yang didirikan oleh Guru Patimpus (nenek moyang Datuk hamparan Perak) tanggal 1 Juli 1590 diusulkan kepada Walikota Medan untuk dijadikan sebagai hari jadi Medan dalam bentuk perkampungan yang kemudian dibawa ke Sidang DPRD Tk.II Medan untuk disahkan. Berdasarkan Sidang DPRD tanggal 10 Januari 1973 ditetapkan bahwa usul tersebut dapat disempurnakan.
Sesuai dengan hal itu oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Medan mengeluarkan Surat Keputusan No.74 tanggal 14 Februari 1973 agar Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan melanjutkan kegiatannya untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Berdasarkan perumusan yang dilakukan oleh Pansus Hari Jadi Kota Medan yang diketuai oleh M.A.Harahap bulan Maret 1975 bahwa tanggal 1 Juli 1590 merupakan hari jadi kota Medan dan sebagai landasannya adalah didirikannya Si Sepuluh Dua Kuta di Areal Medan.
Secara resmi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tk.II Medan menetapkan tanggal 1 Juli 1590 sebagai Hari Jadi Kota Medan dan mencabut Hari Ulang Tahun Kota Medan yang diperingati tanggal 1 April setiap tahunnya pada waktu-waktu sebelumnya.


Sumber Informasi:
Buku Medan Selayang Pandang
Website Pemko Medan Klik Disini

1. Medan Tanah Deli

Pada zaman dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera.
Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan–Deli). Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang popular.
Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular (Deli Serdang) sampai ke Sungai Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah diantara kedua sungai tersebut.
Secara keseluruhan jenis tanah di wilayah Deli terdiri dari tanah liat, tanah pasir, tanah campuran, tanah hitam, tanah coklat dan tanah merah. Hal ini merupakan penelitian dari Van Hissink tahun 1900 yang dilanjutkan oleh penelitian Vriens tahun 1910 bahwa disamping jenis tanah seperti tadi ada lagi ditemui jenis tanah liat yang spesifik. Tanah liat inilah pada waktu penjajahan Belanda ditempat yang bernama Bakaran Batu (sekarang Medan Tenggara atau Menteng) orang membakar batu bata yang berkwalitas tinggi dan salah satu pabrik batu bata pada zaman itu adalah Deli Klei.
Mengenai curah hujan di Tanah Deli digolongkan dua macam yakni : Maksima Utama dan Maksima Tambahan. Maksima Utama terjadi pada bulan-bulan Oktober s/d bulan Desember sedang Maksima Tambahan antara bulan Januari s/d September. Secara rinci curah hujan di Medan rata-rata 2000 pertahun dengan intensitas rata-rata 4,4 mm/jam.
Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba dan disana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya. Pada tahun 1863 orang-orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona Tanah Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara.


2. Kampung Medan dan Tembakau Deli

Pada awal perkembangannya merupakan sebuah kampung kecil bernama "Medan Putri". Perkembangan Kampung "Medan Putri" tidak terlepas dari posisinya yang strategis karena terletak di pertemuan sungai Deli dan sungai Babura, tidak jauh dari jalan Putri Hijau sekarang. Kedua sungai tersebut pada zaman dahulu merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai, sehingga dengan demikian Kampung "Medan Putri" yang merupakan cikal bakal Kota Medan, cepat berkembang menjadi pelabuhan transit yang sangat penting.
Semakin lama semakin banyak orang berdatangan ke kampung ini dan isteri Guru Patimpus yang mendirikan kampung Medan melahirkan anaknya yang pertama seorang laki-laki dan dinamai si Kolok. Mata pencarian orang di Kampung Medan yang mereka namai dengan si Sepuluh dua Kuta adalah bertani menanam lada. Tidak lama kemudian
lahirlah anak kedua Guru Patimpus dan anak inipun laki-laki dinamai si Kecik.
Pada zamannya Guru Patimpus merupakan tergolong orang yang berfikiran maju. Hal ini terbukti dengan menyuruh anaknya berguru (menuntut ilmu) membaca Alqur’an kepada Datuk Kota Bangun dan kemudian memperdalam tentang agama Islam ke Aceh.
Keterangan yang menguatkan bahwa adanya Kampung Medan ini adalah keterangan H. Muhammad Said yang mengutip melalui buku Deli In Woord en Beeld ditulis oleh N.Ten Cate. Keterangan tersebut mengatakan bahwa dahulu kala Kampung Medan ini merupakan Benteng dan sisanya masih ada terdiri dari dinding dua lapis berbentuk bundaran yang terdapat dipertemuan antara dua sungai yakni Sungai Deli dan sungai Babura. Rumah Administrateur terletak diseberang sungai dari kampung Medan. Kalau kita lihat bahwa letak dari Kampung Medan ini adalah di Wisma Benteng sekarang dan rumah Administrateur tersebut adalah kantor PTP IX Tembakau Deli yang sekarang ini.
Sekitar tahun 1612 setelah dua dasa warsa berdiri Kampung Medan, Sultan Iskandar Muda yang berkuasa di Aceh mengirim Panglimanya bernama Gocah Pahlawan yang bergelar Laksamana Kuda Bintan untuk menjadi pemimpin yang mewakili kerajaan Aceh di Tanah Deli.
Gocah Pahlawan membuka negeri baru di Sungai Lalang, Percut. Selaku Wali dan Wakil Sultan Aceh serta dengan memanfaatkan kebesaran imperium Aceh, Gocah Pahlawan berhasil memperluas wilayah kekuasaannya, sehingga meliputi Kecamatan Percut Sei Tuan dan Kecamatan Medan Deli sekarang. Dia juga mendirikan kampung-kampung Gunung Klarus, Sampali, Kota Bangun, Pulau Brayan, Kota Jawa, Kota Rengas Percut dan Sigara-gara.
Dengan tampilnya Gocah pahlawan mulailah berkembang Kerajaan Deli dan tahun 1632 Gocah Pahlawan kawin dengan putri Datuk Sunggal. Setelah terjadi perkawinan ini raja-raja di Kampung Medan menyerah pada Gocah Pahlawan.
Gocah Pahlawan wafat pada tahun 1653 dan digantikan oleh puteranya Tuangku Panglima Perunggit, yang kemudian memproklamirkan kemerdekaan Kesultanan Deli dari Kesultanan Aceh pada tahun 1669, dengan ibukotanya di Labuhan, kira-kira 20 km dari Medan.
Jhon Anderson seorang Inggris melakukan kunjungan ke Kampung Medan tahun 1823 dan mencatat dalam bukunya Mission to the East Coast of Sumatera bahwa penduduk Kampung Medan pada waktu itu masih berjumlah 200 orang tapi dia hanya melihat penduduk yang berdiam dipertemuan antara dua sungai tersebut. Anderson menyebutkan dalam bukunya “Mission to the East Coast of Sumatera“ (terbitan Edinburg 1826) bahwa sepanjang sungai Deli hingga ke dinding tembok mesjid Kampung Medan di bangun dengan batu-batu granit berbentuk bujur sangkar. Batu-batu ini diambil dari sebuah Candi Hindu Kuno di Jawa.
Pesatnya perkembangan Kampung "Medan Putri", juga tidak terlepas dari perkebunan tembakau yang sangat terkenal dengan tembakau Delinya, yang merupakan tembakau terbaik untuk pembungkus cerutu. Pada tahun 1863, Sultan Deli memberikan kepada Nienhuys Van der Falk dan Elliot dari Firma Van Keeuwen en Mainz & Co, tanah seluas 4.000 bahu (1 bahu = 0,74 ha) secara erfpacht 20 tahun di Tanjung Sepassi, dekat Labuhan. Contoh tembakau deli. Maret 1864, contoh hasil panen dikirim ke Rotterdam di Belanda, untuk diuji kualitasnya. Ternyata daun tembakau tersebut sangat baik dan berkualitas tinggi untuk pembungkus cerutu.
Kemudian di tahun 1866, Jannsen, P.W. Clemen, Cremer dan Nienhuys mendirikan de Deli Maatscapij di Labuhan. Kemudian melakukan ekspansi perkebunan baru di daerah Martubung, Sunggal (1869), Sungai Beras dan Klumpang (1875), sehingga jumlahnya mencapai 22 perusahaan perkebunan pada tahun 1874. Mengingat kegiatan perdagangan tembakau yang sudah sangat luas dan berkembang, Nienhuys memindahkan kantor perusahaannya dari Labuhan ke Kampung "Medan Putri". Dengan demikian "Kampung Medan Putri" menjadi semakin ramai dan selanjutnya berkembang dengan nama yang lebih dikenal sebagai "Kota Medan".


3. Legenda Kota Medan

Menurut legenda di zaman dahulu kala pernah hidup di Kesultanan Deli lama kira-kira 10 Km dari Kampung Medan yakni di Deli Tua sekarang seorang Putri yang sangat cantik dan karena kecantikannya diberi nama Putri Hijau. Kecantikan Putri ini tersohor kemana-mana mulai dari Aceh sampai ke ujung Utara Pulau Jawa.
Sultan Aceh jatuh cinta pada Putri itu dan melamarnya untuk dijadikan permaisurinya. Lamaran Sultan Aceh itu ditolak oleh saudara kedua laki-laki Putri Hijau. Sultan aceh sangat marah karena penolakan itu dianggapnya sebagai penghinaan terhadap dirinya. Maka pecahlah perang antara Kesultanan Aceh dengan Kesultanan Deli.
Menurut legenda yang tersebut diatas, dengan menggunakan kekuatan gaib seorang dari saudara Putri hijau menjelma menjadi seekor ular naga dan seorang lagi menjadi sepucuk meriam yang tidak henti-hentinya menembaki tentara Aceh hingga akhir hayatnya.
KesultananDeli lama mengalami kekalahan dalam peperangan itu dan karena kecewa Putra Mahkota yang menjelma menjadi meriam itu meledak sebagian, bagian belakangnya terlontar ke Labuhan Deli dan bagian depannya kedataran tinggi Karo kira-kira 5 Km dari Kabanjahe.
Putri Hijau ditawan dan dimasukkan dalam sebuah peti kaca yang dimuat kedalam kapal untuk seterusnya dibawa ke Aceh. Ketika kapal sampai di Ujung Jambo Aye, Putri Hijau mohon diadakan satu upacara untuknya sebelum peti diturunkan dari kapal. Atas permintaannya, harus diserahkan padanya sejumlah beras dan beribu-ribu telur dan permohonan tuan Putri dikabulkan. Tetapi baru saja uapacara dimulai tiba-tiba berhembuslah angin ribut yang maha dahsyat disusul gelombang-gelombang yang sangat tinggi.
Dari dalam laut muncullah abangnya yang telah menjelma menjadi ular naga itu dan dengan menggunakan rahangnya yang besar itu diambilnya peti tempat adiknya dikurung, lalu dibawanya masuk ke dalam laut.
Legenda ini samapai sekarang masih terkenal di kalangan masyarakat Deli dan malahan juga dalam masyarakat Melayu di Malaysia.
Di Deli Tua masih terdapat reruntuhan Benteng dan Puri yang berasal dari zaman Putri Hijau, sedang sisa meriam penjelmaan abang Putri Hijau itu dapat dilihat di halaman Istana Maimun Medan.


4. Penjajahan Belanda di Tanah Deli

Belanda yang menjajah Nusantara kurang lebih setengah abad namun untuk menguasai Tanah Deli mereka sangat banyak mengalami tantangan yang tidak sedikit. Mereka mengalami perang di Jawa dengan pangeran Diponegoro sekitar tahun 1825-1830. Belanda sangat banyak mengalami kerugian sedangkan untuk menguasai Sumatera, Belanda juga berperang melawan Aceh, Minangkabau, dan Sisingamangaraja di daerah Tapanuli.
Jadi untuk menguasai Tanah Deli Belanda hanya kurang lebih 78 tahun mulai dari tahun 1864 sampai 1942. Setelah perang Jawa berakhir barulah Gubernur Jenderal Belanda J.Van den Bosch mengerahkan pasukannya ke Sumatera dan dia memperkirakan untuk menguasai Sumatera secara keseluruhan diperlukan waktu 25 tahun. Penaklukan Belanda atas Sumatera ini terhenti ditengah jalan karena Menteri Jajahan Belanda waktu itu J.C.Baud menyuruh mundur pasukan Belanda di Sumatera walaupun mereka telah mengalahkan Minangkabau yang dikenal dengan nama perang Paderi ( 1821-1837 ).
Sultan Ismail yang berkuasa di Riau secara tiba-tiba diserang oleh gerombolan Inggeris dengan pimpinannya bernama Adam Wilson. Berhubung pada waktu itu kekuatannya terbatas maka Sultan Ismail meminta perlindungan pada Belanda. Sejak saat itu terbukalah kesempatan bagi Belanda untuk menguasai Kerajaan Siak Sri Indrapura yang rajanya adalah Sultan Ismail. Pada tanggal 1 Februari 1858 Belanda mendesak Sultan Ismail untuk menandatangani perjanjian agar daerah taklukan kerajaan Siak Sri Indrapura termasuk Deli, Langkat dan Serdang di Sumatera Timur masuk kekuasaan Belanda. Karena daerah Deli telah masuk kekuasaan Belanda otomatislah Kampung Medan menjadi jajahan Belanda, tapi kehadiran Belanda belum secara fisik menguasai Tanah Deli.
Pada tahun 1858 juga Elisa Netscher diangkat menjadi Residen Wilayah Riau dan sejak itu pula dia mengangkat dirinya menjadi pembela Sultan Ismail yang berkuasa di kerajaan Siak. Tujuan Netscher itu adalah dengan duduknya dia sebagai pembela Sultan Ismail secara politis tentunya akan mudah bagi Netscher menguasai daerah taklukan kerajaan Siak yakni Deli yang di dalamnya termasuk Kampung Medan Putri.
Perkembangan Medan Putri menjadi pusat perdagangan telah mendorongnya menjadi pusat pemerintahan. Tahun 1879, Ibukota Asisten Residen Deli dipindahkan dari Labuhan ke Medan, 1 Maret 1887,Ibukota Residen Sumatera Timur dipindahkan pula dari Bengkalis ke Medan, Istana Kesultanan Deli yang semula berada di Kampung Bahari (Labuhan) juga pindah dengan selesainya pembangunan Istana Maimoon pada tanggal 18 Mei 1891, dan dengan demikian Ibukota Deli telah resmi pindah ke Medan.
Pada tahun 1915 Residensi Sumatera Timur ditingkatkan kedudukannya menjadi Gubernemen. Pada tahun 1918 Kota Medan resmi menjadi Gemeente (Kota Praja) dengan Walikota Baron Daniel Mac Kay. Berdasarkan "Acte van Schenking" (Akte Hibah) Nomor 97 Notaris J.M. de-Hondt Junior, tanggal 30 Nopember 1918, Sultan Deli menyerahkan tanah kota Medan kepada Gemeente Medan, sehingga resmi menjadi wilayah di bawah kekuasaan langsung Hindia Belanda. Pada masa awal Kotapraja ini, Medan masih terdiri dari 4 kampung, yaitu Kampung Kesawan, Kampung Sungai Rengas, Kampung Petisah Hulu dan Kampung Petisah Hilir.
Pada tahun 1918 penduduk Medan tercatat sebanyak 43.826 jiwa yang terdiri dari Eropa 409 orang, Indonesia 35.009 orang, Cina 8.269 orang dan Timur Asing lainnya 139 orang.
Sejak itu Kota Medan berkembang semakin pesat. Berbagai fasilitas dibangun. Beberapa diantaranya adalah Kantor Stasiun Percobaan AVROS di Kampung Baru (1919), sekarang RISPA, hubungan Kereta Api Pangkalan Brandan - Besitang (1919), Konsulat Amerika (1919), Sekolah Guru Indonesia di Jl. H.M. Yamin sekarang (1923), Mingguan Soematra (1924), Perkumpulan Renang Medan (1924), Pusat Pasar, R.S. Elizabeth, Klinik Sakit Mata dan Lapangan Olah Raga Kebun Bunga (1929).
Secara historis perkembangan Kota Medan, sejak awal telah memposisikan menjadi pusat perdagangan (ekspor-impor) sejak masa lalu. sedang dijadikannya medan sebagai ibukota deli juga telah menjadikannya Kota Medan berkembang menjadi pusat pemerintah. sampai saat ini disamping merupakan salah satu daerah kota, juga sekaligus sebagai ibukota Propinsi Sumatera Utara.


5. Kota Medan Masa Penjajahan Jepang

Tahun 1942 penjajahan Belanda berakhir di Sumatera yang ketika itu Jepang mendarat dibeberapa wilayah seperti Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan khusus di Sumatera Jepang mendarat di Sumatera Timur.
Tentara Jepang yang mendarat di Sumatera adalah tentara XXV yang
berpangkalan di Shonanto yang lebih dikenal dengan nama Singapore, tepatnya mereka mendarat tanggal 11 malam 12 Maret 1942. Pasukan ini terdiri dari Divisi Garda Kemaharajaan ke-2 ditambah dengan Divisi ke-18 dipimpin langsung oleh Letjend. Nishimura. Ada empat tempat pendaratan mereka ini yakni Sabang, Ulele, Kuala Bugak (dekat Peurlak Aceh Timur sekarang) dan Tanjung Tiram (kawasan Batubara sekarang).
Pasukan tentara Jepang yang mendarat di kawasan Tanjung Tiram inilah yang masuk ke Kota Medan, mereka menaiki sepeda yang mereka beli dari rakyat disekitarnya secara barter. Mereka bersemboyan bahwa mereka membantu orang Asia karena mereka adalah saudara Tua orang-orang Asia sehingga mereka dieluelukan menyambut kedatangannya.
Ketika peralihan kekuasaan Belanda kepada Jepang Kota Medan kacau balau, orang pribumi mempergunakan kesempatan ini membalas dendam terhadap orang Belanda. Keadaan ini segera ditertibkan oleh tentara Jepang dengan mengerahkan pasukannya yang bernama “ Kempetai “ (Polisi Militer Jepang). Dengan masuknya Jepang di Kota Medan keadaan segera berubah terutama pemerintahan sipilnya yang zaman Belanda disebut “Gemeente Bestuur “ oleh Jepang dirobah menjadi “Medan Sico“ (Pemerintahan Kotapraja). Yang menjabat pemerintahan sipil di tingkat Kotapraja Kota Medan ketika itu hingga berakhirnya kekuasaan Jepang bernama Hoyasakhi. Untuk tingkat keresidenan di Sumatera Timur karena masyarakatnya heterogen disebut Syucokan yang ketika itu dijabat oleh T.Nakashima, pembantu Residen disebut dengan Gunseibu.
Penguasaan Jepang semakin merajalela di Kota Medan mereka membuat masyarakat semakin papa, karena dengan kondisi demikianlah menurut mereka semakin mudah menguasai seluruh Nusantara, semboyan saudara Tua hanyalah semboyan saja. Disebelah Timur Kota Medan yakni Marindal sekarang dibangun Kengrohositai sejenis pertanian kolektif. Dikawasan Titi Kuning Medan Johor sekarang tidak jauh dari lapangan terbang Polonia sekarang mereka membangun landasan pesawat tempur Jepang.
6. Kota Medan Menyambut Kemerdekaan Republik Indonesia
Dimana-mana diseluruh Indonesia menjelang tahun 1945 bergema persiapan Proklamasi demikian juga di Kota Medan tidak ketinggalan para tokoh pemudanya melakukan berbagai macam persiapan. Mereka mendengar bahwa bom atom telah jatuh melanda Kota Hiroshima, berarti kekuatan Jepang sudah lumpuh. Sedangkan tentara sekutu berhasrat kembali untuk menduduki Indonesia.
Khususnya di kawasan kota Medan dan sekitarnya, ketika penguasa Jepang menyadari kekalahannya segera menghentikan segala kegiatannya, terutama yang berhubungan dengan pembinaan dan pengerahan pemuda. Apa yang selama ini mereka lakukan untuk merekrut massa pemuda seperti Heiho, Romusha, Gyu Gun dan Talapeta mereka bubarkan atau kembali kepada masyarakat. Secara resmi kegiatan ini dibubarkan pada tanggal 20 Agustus 1945 karena pada hari itu pula penguasa Jepang di Sumatera Timur yang disebut Tetsuzo Nakashima mengumumkan kekalahan Jepang. Beliau juga menyampaikan bahwa tugas pasukan mereka dibekas pendudukan untuk menjaga status quo sebelum diserah terimakan pada pasukan sekutu. Sebagian besar anggota pasukan bekas Heiho, Romusha, Talapeta dan latihan Gyu Gun merasa bingung karena kehidupan mereka terhimpit dimana mereka hanya diberikan uang saku yang terbatas, sehingga mereka kelihatan berlalu lalang dengan seragam coklat di tengah kota.
Beberapa tokoh pemuda melihat hal demikian mengambil inisiatif untuk menanggulanginya. Terutama bekas perwira Gyu Gun diantaranya Letnan Achmad Tahir mendirikan suatu kepanitiaan untuk menanggulangi para bekas Heiho, Romusha yang famili/saudaranya tidak ada di kota Medan. Panitia ini dinamai dengan “Panitia Penolong Pengangguran Eks Gyu Gun“ yang berkantor di Jl. Istana No.17 (Gedung Pemuda sekarang).
Tanggal 17 Agustus 1945 gema kemerdekaan telah sampai ke kota Medan walupun dengan agak tersendat-sendat karena keadaan komunikasi pada waktu itu sangat sederhana sekali. Kantor Berita Jepang “Domei" sudah ada perwakilannya di Medan namun mereka tidak mau menyiarkan berita kemerdekaan tersebut, akibatnya masyarakat tambah bingung.
Sekelompok kecil tentara sekutu tepatnya tanggal 1 September 1945 yang dipimpin Letnan I Pelaut Brondgeest tiba di kota Medan dan berkantor di Hotel De Boer (sekarang Hotel Dharma Deli). Tugasnya adalah mempersiapkan pengambilalihan kekuasaan dari Jepang. Pada ketika itu pula tentara Belanda yang dipimpin oleh Westerling didampingi perwira penghubung sekutu bernama Mayor Yacobs dan Letnan Brondgeest berhasil membentuk kepolisian Belanda untuk kawasan Sumatera Timur yang anggotanya diambil dari eks KNIL dan Polisi Jepang yang pro Belanda.
Akhirnya dengan perjalanan yang berliku-liku para pemuda mengadakan berbagai aksi agar bagaimanapun kemerdekaan harus ditegakkan di Indonesia demikian juga di kota Medan yang menjadi bagiannya. Mereka itu adalah Achmad Tahir, Amir Bachrum Nasution, Edisaputra, Rustam Efendy, Gazali Ibrahim, Roos Lila, A.malik Munir, Bahrum Djamil, Marzuki Lubis dan Muhammad Kasim Jusni.


Sumber Informasi:
Buku Kota Medan Pintu Gerbang (Bappeda)
Buku Monografi Kota Medan (Bappeda)
Buku Medan Selayang Pandang
Website Pemko Medan Klik Disini

Menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 63, Mikie Holiday Resort dan Hotel Berastagi mempersembahkan sebuah konser yang spektakuler dengan menghadirkan artis terkenal dari Taiwan dengan tema : "JJ Lin Live in Concert at Star Theater Mikie Holiday Resort and Hotel Berastagi".

Sekilas tentang JJ Lin : JJ Lin memulai debut karirnya sebagai artis pada April 2003 di Taiwan dengan judul album "Lie Xing Zhe" yang pada saat itu menjadi terkenal di Cina Daratan. Di Cina Daratan albumnya tersebut bisa terjual sampai dengan 700.000 keping dan sedangkan diluar Cina Daratan penjualan albumnya bisa mencapai 400.000 keping. Itu adalah sebuah prestasi yang sangat fantastis bagi seorang artis pendatang baru yang saat itu masih berusia 22 tahun. Pada tahun 2004 dengan lagu hitnya yang berjudul "Jiang Nan", JJ Lin mulai terkenal di Hongkong, Taiwan dan Cina Daratan.

Ini beberapa daftar lagu-lagu hitnya dari JJ Lin : Jiang Nan, Cao Cao, Yi Qian Nian Yi Hou, Baby Baby, Zhi Dui Ni Suo, Dou Jiang You Tian, Hui You Na Me Yi Tian, Ting Bu Dong Mei Guan Xi, Jin Hua Lun dan masih banyak lagi.
Kini kamu punya kesempatan untuk melihat artis favorit kamu secara langsung dalam acara : "JJ Lin Live in Concert at Star Theater Mikie Holiday Resort and Hotel di Berastagi". Pesan tiketnya sekarang juga karena tiket tempat duduk sangat terbatas. (pnl)

Untuk informasi penjualan tiket lebih detailnya, kamu bisa lihat disini

Suatu pagi Mbah Bejo yang masih kuat, ke rumah sakit menemui seorang dokter untuk memeriksakan diri apakah masih subur atau tidak.
Mbah Bejo : “Pak dokter, saya ingin tau apakah saya masih subur atau tidak.”
Dokter : “Ooo… itu. Sekarang bapak bawa toples ini pulang, besok kembali lagi ya.”
Besoknya Mbah Bejo kembali lagi menghadap dokter, namun dengan toples yang isinya kosong.
Dokter : “Lho kok nggak ada isinya? Nanti memeriksanya bagaimana?”
Mbah Bejo : “Begini ceritanya dokter, saya itu sudah berusaha, tapi tidak bisa, pertama saya memakai tangan kiri saya, terus saya memakai tangan kanan saya beberapa kali, tapi tidak bisa juga. Lalu istri saya pun membantu saya. Pertama dengan tangan kanannya, tapi tidak berhasil, dicoba dengan kedua tangannya pun tetap tidak bisa.
Dokter : “Tidak bisa?”
Mbah Bejo : ‘Kebetulan keponakan saya si Ayu yang berumur 17 tahun ada di rumah. Saya coba minta tolong dengan tangannya yang lembut.”
Dokter : “Minta bantuan keponakan bapak?!!”
Mbah Bejo : “Iya dokter… dia mencoba dengan kekuatan yang dia punya tapi tetep tidak bisa, terus keponakan saya mencoba menggunakan jepitan kedua kakinya.”
Dokter : “Dengan kedua kakinya?!!”
Mbah Bejo : “Bener dokter… dengan kedua kakinya pun tetep tidak bisa.”
Dokter : “Tetap tidak bisa?!!”
Mbah Bejo : “Iya dokter… terus saya coba minta bantuan tetangga saya bu Sri.”
Dokter : “Tetangga bapak!!”
Mbah Bejo : “Dia langsung menggunakan mulutnya, dia gigit-gigit sedikit beberapa kali, tetep tidak bisa.”
Dokter : “Tidak bisa juga?!… Gila!!”
Mbah Bejo : “Makanya saya datang kemari untuk meminta bantuan pak dokter.”
Dokter : “Apa!! Tidaaaaak…! Saya tidak mau!”
Mbah Bejo : “Terus bagaimana saya bisa diperiksa kalo pak dokter tidak mau membantu saya.”
Dokter : “Pokoknya saya tidak mau! Toples itu harus ada isinya!”
Mbah Bejo : “Bagaimana mau diisi dokter. Sampai sekarang saja tidak ada yang bisa membuka tutupnya.”
Dokter : “…”

Di suatu rumah sakit jiwa terdapat tiga pasien yang ingin di tes kewarasannya oleh sang dokter, maka dipanggillah pasien2 tersebut....

Dokter : "Pasien A, apa namanya ini ..?" (sambil nunjuk hidung)
Pasien A : "telinga dok ...."
Dokter : "ah... ternyata kamu belum waras", sambil memanggil pasien kedua

Dokter : "Pasien B, apa namanya ini ..?" (sambil nunjuk mata)
Pasien B : "mulut dok...."
Dokter : "wah kamu lebih parah", dan si dokter memanggil pasien terakhir....

Dokter : "Pasien C, apa namanya ini ...?" (sambil nunjuk mulut)
Pasien C : "pasti mulut dong ...."
Dokter : "wah kamu udah agak baikan... , tapi sekali lagi yah..."
Dokter : "apa namanya ini ..?" (sambil nunjuk mata)
Pasien C : "wah dokter ini bagaimana sih, itu khan mata dok."
Dokter : "ternyata kamu betul-betul sudah waras....."
Pasien C : "iya dong dok, orang khan mikir pake ini.." (sambil nunjuk jidat)
Dokter : "apa namanya itu ...?"
Pasien C : "pantat..... ..dok...! !!!!"
Dokter : " !@#$%@#$% >> .... ?????

Udin adalah seorang lelaki yang cukup umur tetapi belum menikah . Suatu hari Udin sempat membaca brosur di internet tentang keberadaan sebuah klub yang bernama Nudist Club, dimana klub ini adalah perkumpulan orang-orang yang tidak memakai baju sama sekali, alias Bugil. Dan ternyata Udin pun berminat untuk bergabung di klub itu.

Setelah menemukan alamat yang dimaksud, ternyata lokasinya berada di daerah perbukitan, tak jauh dari kota tempat tinggal Udin. Ada hamparan padang rumput yang luas, taman2 bunga, kolam renang dan sebuah Villa kecil. Dan Udin segera menuju Villa tersebut, setelah membuka pintu dan masuk, ternyata itu adalah tempat resepsionis. Ada seorang resepsionis yang cantik dan tanpa berbusana tentunya.

Resepsionis : Selamat siang Pak, ada yang bisa saya bantu?
Tommy : Selamat siang Mbak, nama saya Udin. Saya mau nanya apa benar ini tempatnya Nudist Club?
Resepsionis : Benar sekali Pak Udin, mau gabung?
Tommy : Iya, saya mau gabung tapi saya tidak tahu prosedurnya.
Resepsionis : Ooo..gampang sekali Pak Udin, Bapak tinggal mengisi formulir anggota dan membayar uang registrasi sebesar $400. Dan selama disini Pak Udin tidak boleh memakai pakaian selembar benang pun.
Tommy : Seperti Mbak ini ya?
Resepsionis : Betul sekali Pak
Tommy : Oke, baik lah Mbak.

Setelah mengisi formulir, membayar uang registrasi dan menanggalkan pakaiannya, Udin masuk ke melewati gerbang menuju taman bunga. Sambil jalan2 ditepi kolam renang dan berpapasan dengan seorang wanita cantik. Melihat hal tsb, Udin langsung ereksi, dan wanita tsb menghampiri Udin.
Wanita : Maaf, anda memanggil saya?
Udin : Tidak! Memangnya kenapa?
Wanita : Anda baru ya di sini?
Udin : Betul.
Wanita : Ooo begini ya Pak, menurut peraturan disini, kalo seorang pria berpapasan dgn wanita dan pria tsb mengalami ereksi. Itu berarti anda memanggil saya.
Udin : Ooo..begitu ya

Sesaat setelah itu, Udin langsung ditarik oleh wanita tsb menuju semak-semak, dan mereka pun bercumbu…………. Setelah selesai, wanita tsb pergi dan Udin pun berjalan lagi sambil tersenyum-senyum. Beberapa saat berkeliling, Udin melihat ada sebuah bangunan kecil, bercat biru dan ada pintunya dan Udin pun penasaran memasukinya. Setelah membuka pintunya dan masuk, ternyata itu adalah tempat Sauna dan ada seorang lelaki tinggi besar,ototnya kekar yang sedang mandi disana. Dan Udin pun ikut mandi juga. Beberapa saat kemudian tiba2 Udin terkentut, sangat keras sekali, sampai2 terdengar oleh lelaki tsb.

Lelaki : Maaf anda memanggil saya?
Udin : Tidak. Memangnya kenapa?
Lelaki : Anda baru ya disini?
Udin : Betul.
Lelaki : Ooo.. begini ya Pak, menurut peraturan disini, kalau seorang pria terkentut dan terdengar oleh orang lain, itu berarti anda memanggil saya.
Udin : Ooo..begitu ya Tapi sa

Tiba2 mulut Udin langsung di bekap, dan Udin disuruh ambil posisi nungging. Dan lelaki tersebut menyodomi Udin berkali-kali. Setelah selesai, lelaki tersebut pergi meninggalkan Udin yang setengah pingsan.

Beberapa saat kemudian setelah sadar, dengan tubuh yang loyo, Udin pergi menuju Resepsionis.
Resepsionis : Selamat Sore Pak Udin, Anda lemes sekali keliatannya? Ada yang bisa saya bantu?
Udin : Ya..ya..Sselamat so..sore..mungkin sebaiknya saya mengundurkan diri saja dari klub ini.
Resepsionis : Lho kenapa Pak Udin? Bapak kan baru bergabung tadi siang, belum juga satu hari.
Udin : Begini ya Mbak, Saya ini berumur 70 tahun, dan di usia saya yang sudah uzur ini, saya cuma mampu ber-ereksi hanya satu kali dalam sebulan. Tetapi dalam sehari saya bisa terkentut sampai 30 kali…..saya bener2 tidak kuat Mbak. Intinya saya harus mengundurkan diri dari keanggotaan, uang registrasi tadi Mbak simpan aja.
Resepsionis :..?????..?? ??..????

Mungkin banyak diantara kita yang pernah mengalami kebocoran ban kenderaannya. Mungkin juga diantara kita ada yang merasa kesal ataupun jengkel jika hal itu terjadi disaat-saat kita sedang memerlukan kenderaan tersebut untuk suatu urusan yang sangat penting bagi kita. Jika hal itu terjadi, pasti yang anda pikirkan adalah "Dimanakah ada tempat tempel ban ya?" Memang disaat-saat seperti itu pasti kita sangat membutuhkan bantuan dari "Seorang Penambal Ban". Menurut saya, pekerjaan "Penambal Ban" adalah pekerjaan yang sangat mulia karena disaat orang-orang mengalami kesulitan dengan ban kenderaannya, dia ada disana untuk menolong orang-orang yang sedang mengalami kesulitan tersebut walaupun jasanya tersebut tidak didapat dengan gratis ataupun cuma-cuma.
Saya terkadang terhenyu sejenak melihat perjuangan hidup mereka yang terkadang tidak mengenal batas waktu. Malah ada sebagian dari mereka yang menjalankan profesinya tersebut 24 jam nonstop, tidak peduli hujan ataupun panas, mereka dengan ikhlas menjalanin profesinya itu demi mencari secercah harapan demi masa depan hidup mereka. Jadi jangan remehkan profesi mereka sebagai seorang penambal ban karena pasti suatu saat nanti anda juga akan membutuhkan jasa mereka. Maka bersyukurlah kita-kita yang masih diberikan kesempatan untuk menikmati hidup didunia ini dengan segala kelebihan yang kita miliki. (pnl)

Kalau saja saran Ny. Kusnadi, familinya tidak diikuti, barang kali Dadang Subrata, wakil direktur PT Bank Pasar Nusantara itu sudah harus menjalani cuci darah rutin. Atau bahkan mungkin dia sudah harus kehilangan ginjalnya. Rebusan daun sukun yang rutin diminum membuat ia bebas beraktivitas.
Sebelum minum ramuan tradisional, rasa sakit pada pinggang selalu mengganggu aktivitasnya. Badan cepat lelah, lesu, dan wajah tampak pucat lusuh. Apalagi jika ingin buang air kecil, "Benar-benar tersiksa. Bisa berjam-jam hanya untuk setetes air seni," paparnya. Saran Ny. Kusnadi untuk minum air rebusan daun sukun itu datang di saat kritis. Waktu itu hasil pemeriksaan intensif di RS Gatot Soebroto awal 1999 memperlihatkan, ginjal kiri pria berusia 70 tahun itu tak berfungsi. Dadang mengetahui penyakitnya setelah kronis. "Sebelumnya saya tidak ada keluhan dengan ginjal," papar pria kelahiran Tasikmalaya itu. Sesekali dia pernah merasakan sakit pinggang. "Namun, saya pikir karena capai kerja saja." Apalagi dia tak merasakan sakit saat buang urine. Toh, Dadang tetap ragu sebab bobot badan turun, dari 80kg menjadi 60kg. Semula ia dirujuk ke RS Jantung Harapan Kita. Namun, jantungnya dinyatakan sehat. Akhimya dia datang ke RSPAD Gatot Soebroto untuk pemeriksaan ginjal hingga diketahui mengalami gagal ginjal sebelah kiri.


Akibat prostat

Memang Dadang mungkin tak harus cuci darah. Sebab menurut dr. H. J. Pudji Rahardjo, Kepala Sub Bagian Ginjal RS Cipto Mangunkusumo, pasien gagal ginjal tak harus cuci darah bila hanya satu ginjal tak berfungsi.Fungsinya masih bisa dilakukan oleh ginjal sehat. Namun, "Ginjal yang sehat harus bekerja ekstra untuk menanggung pula fungsi ginjal lain yang rusak," jelasnya. Lama-kelamaan kinerjanya juga bakal turun sehingga tak mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Ginjal berfungsi mengeluarkan racun atau zat-zat berlebihan di darah. la juga menjaga tekanan darah dan memproduksi hormon untuk membuat sel darah. Karena itu bila fungsi ginjal terganggu, penderita bisa mengalami kekurangan darah (anemia), tekanan darah tak normal, atau kadar racun dalam darah naik. Oleh karena itu penderita harus menjalani tambah darah, cuci darah atau berpantang makanan penyebab kencing manis atau darah tinggi. Tak berfungsinya ginjal menurut Pudji Rahardjo ini bisa karena beberapa sebab: endapan batu ginjal, pembesaran prostat, kencing manis, darah tinggi, atau penyakit imunologi. Dalam kasus Dadang, gagal ginjal disebabkan pembesaran prostat. "Kebanyakan pria di atas 60 tahun mengalami masalah prostat," papar Pudji Rahardjo. Penurunan fungsi ginjal karena faktor usia pun akan lebih cepat berlangsung karena pembesaran prostat menyumbat saluran kemih. Seperti kebanyakan penderita, Dadang baru mengeluh setelah fungsi ginjal sudah berkurang 25%-30%.


Empat bulan sembuh

Apa pun penyebab penyakitnya, Dadang boleh bersyukur. Ny. Kusnadi menyarankan ramuan obat tradisional. "Ramuannya sederhana saja. Cukup merebus tiga lembar daun sukun kering, lalu minum airnya," lanjut Dadang menirukan saran Ny. Kusnadi. Namun, tak gampang menemukan daun itu di kota besar seperti Jakarta. Lagi pula daun yang diperlukan tak cukup satu-dua lembar saja karena harus diminum setiap hari. Perburuan dilanjutkan sampai ke Tangerang. Daun itu lalu digodok dan diminum setiap haus. "Pokoknya, sejak saat itu rebusan daun sukun menjadi minuman sehari-hari layaknya air putih saja." Mula-mula reaksinya belum terasa. Sebulan kemudian Dadang merasakan ada perubahan pada kondisi fisiknya. "Badan mulai terasa lebih fit, lebih segar, dan air seni terasa makin lancar." Yang membuatnya makin yakin, keluhan sakit pinggang berkurang. Kesembuhan total dinikmati 4 bulan kemudian. Dr. Pudji Rahardjo yang menangani menyatakan sehat.

Meskipun tidak melalui pemeriksaan laboratorium dan peralatan scanning, tetapi dia yakin ginjalnya kini tak bermasalah. "Konsultasi dengan dr.Pudji masih dilakukan 1-2 bulan sekali, sekedar kontrol," jelas Dadang.Dadang memilih daun yang masih menempel di dahan. "Harus sudah tua," lanjut kakek 3 cucu itu. Ciri-cirinya, daun berwarna hijau tua. Kadar kandungan kimia berkhasiat pada duan tua lebih maksimal.Daun terpilih kemudian dicuci bersih dan dirajang. Hasil rajangan 3 helai dijemur hingga kering lalu digodok dalam 2 liter air sampai tinggal separuh. Setelah itu ditambah lagi seliter air dan direbus sampai mendidih.Kemudian, ramuan diangkat dan disaring. "Air rebusan yang sudah jadi warnanya merah seperti air the dan pahit," lanjut Dadang, "Dosisnya dianjurkan memang seperti itu." Air rebusan hari itu harus dihabiskan hari itu juga. Tidak bisa disisakan untuk esok hari. Dadang menghindarkan pemakaian panci alumunium untuk wadah godokan. Ia memakai panci stainless steel atau email. Dikhawatirkan alumunium akan termakan kandungan kimia daun sukun. "Paling baik sih sebenarnya pakai periuk tanah." Dadang punya kiat untuk memudahkan pembuatan ramuan yang hanya butuh 3 helai setiap hari. Begitu pasokan datang, daun langsung dirajang dan dipisah-pisahkan setiap 3 helai lalu dijemur dalam kelompok-kelompok tersendiri. Setelah kering, setiap tumpukan rajangan daun dibungkus kantung plastik dan disimpan. Setiap hari, satu bungkus dibuka untuk direbus. Sekarung daun sukun baru habis setelah 1-2 bulan.

Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi semua orang...

Ada temanku yang bilang kalo aku ini jadi "korbannya ngeblog". Apa bener gitu yah? Aku rasa-rasa kayaknya iya juga sich...karena pada awalnya aku tidak suka dengan hal-hal yg berbau blog, apalagi untuk nulisnya...wuih...udah terbayangkan tuch...pasti kagak sempat untuk hal-hal yang gituan. Tapi temanku itu terus maksa aku untuk ngeblog, apalagi dia sudah buktikan hasil yang dia dapatkan dari ngeblog, jadi tergiur juga nich jadinya. Sebenarnya dari taon lalu aku sudah buat account sich di blogger.com tapi ngak pernah aku buka-buka lagi tuch account. Pada saat aku mulai tergerak untuk mencoba lagi, ternyata accountku masih aktif disana. Yah syukurlah jadi tinggal memakai accountku yang lama itu aja aku mulai ngeblog. Pertamanya sich agak sulit juga untuk memulainya, karena bingung mau memulainya...topik apa yang cocok untuk dibuat blog.
Setelah berpikir-pikir, akhirnya aku temukan juga tuch topik yang pas buat aku sich tentunya, karena ngeblog khan pada dasarnya adalah tulisan pribadi kita yang kita publish ke orang banyak... yah kalo mau di komersilkan untuk cari uang itu sich lain lagi ceritanya. Tapi terus terang sejak aku mulai ngeblog, waktuku jadi terasa sangat sempit karena waktuku habis hanya untuk ngeblog melulu nich...terutama malam hari...bisa-bisa sampai pagi aku ngak berhenti untuk ngeblog. Apa bener yah aku udah jadi "korban ngeblog" seperti kata temenku itu? Bingung juga aku jadinya koq bisa jadi kayak gini ya :-) (pnl)

Hari ini saya ada membaca sebuah postingan disalah satu website berita yang terkenal di tanah air berikut komentar-komentarnya mengenai sebuah iklan dari salah satu provider selular di tanah air. Iklan dari provider selular itu mengenai "Plesetan dari Proklamasinya Bangsa Indonesia" itu sich kata sebagian orang.
Jujur saya katakan, saya sebenarnya sangat "Miris Hati" melihat iklan tersebut tayang di semua saluran televisi swasta di negara ini. Sungguh tak terbayangkan, Apa sudah tak adakah rasa "Nasionalisme" dari orang yang buat iklan tersebut, sampai-sampai "Teks Proklamasi" pun di "Plesetin". Kita boleh saja memanfaatkan tema-tema seperti ini untuk meraih keuntungan tapi kalo bisa yah lebih kreatiflah, jangan mengambil tema yang kira-kira bisa memancing pro dan kontra, khan masih banyak ide kreatif lain yang bisa kita buat untuk hal itu.
Saya bukannya sok merasa suci atau apapun itu namanya, tapi marilah kita introspeksi diri kita masing-masing "Apa yang sudah anda berikan kepada bangsa ini?" jangan anda belum bisa memberikan apa-apa kepada bangsa ini, eh malah anda lecehkan sendiri bangsa anda ini...sungguh-sungguh hal yang menyedihkan. Belum lagi persoalan bangsa ini selesai, eh malah menimbulkan permasalahan lain lagi...
Bagi semua pembuat iklan di negara ini... "Creative Thinking" lah sedikit dalam hal ide-ide pembuatan iklan, janganlah membuat iklan yang malah bisa menimbulkan pro dan kontra, apalagi menyangkut hati nurani bangsa ini... Atau apakah ini juga termasuk dalam strategi pemasaran product? Mungkin saja sich...Merdeka...

Emang belum rejeki x yach...nasibku hampir sama dengan temanku Hendra P, requestku untuk review iklan di www.sponsoredreviews.com tidak di approved. Link yang saya masukkan kesana kebetulan emang bukan yang ini, tapi link saya yang satu ini. Alasannya yach hampir samalah dengan punyanya temanku. Apa sekarang ini memang agak susah yach untuk request reviews iklan tersebut? Apa mungkin karena sekarang ini semakin banyaknya persaingan di bisnis ini kali yach? Terpaksa harus berjuang lebih keras lagi nich untuk bisa mendapatkannya...
Buat temanku Hendra P, ayo jangan patah semangat...maju terus....saya juga akan mencoba lebih baik lagi supaya request saya bisa diterima...

Mengutip sebuah postingan temanku Hendra Pranajaya alias HP. Menurut pendapat saya, jika kondisinya seperti itu memang agak sulit karena terus terang waktu kita banyak habis adalah pada saat jam kantor. Bayangkan 8 jam sehari kita harus habiskan waktu kita untuk bekerja dikantor, lain lagi kalau kita sedang ada pekerjaan lembur...duch ngak terbayangkan gimana rasanya. Pulang kerumah kita sudah lelah kalau kita sambung dengan ngeblog...pasti kita akan terasa lelah sekali. Kapan lagi waktu kita untuk beristirahat dan berkumpul dengan keluarga ataupun teman-teman? Jadi menurut saya, agar kita bisa sukses di blogger ini kita harus sepenuh hati terjun langsung di dunia blogging ini, jangan setengah hati karena apapun sebuah pekerjaan kalau dikerjakan dengan setengah hati, pasti tidak akan berhasil. Blogger Forever? Why not?

orang sibuk main gamesBagi orang yang sudah cinta dengan dunia games atau biasa disebut Gamer Mania, mereka terkadang bisa menghabiskan waktu mereka berjam-jam duduk di depan games console mereka ataupun di depan komputer untuk menikmati permainan games-games kesayangannya. Tapi dibalik itu semua, para Gamer Mania terkadang tidak perduli dengan effect sampingnya kalau bermain game terlalu lama itu bisa berakibat fatal bagi kesehatan tubuh mereka sendiri. Apalagi terkadang banyak dari mereka tidak mengetahui kiat-kiat bagaimana cara bermain game dengan baik supaya tubuh kita tetap bisa fit selalu. Nah, karena itu disini saya coba mau membagi sedikit tips bermain game yang baik bagi kesehatan tubuh. Tips ini saya rangkum dari beberapa sumber informasi dan pengalaman saya sendiri dalam hal bermain game.

Tips bermain game yang baik bagi kesehatan tubuh :
* Jangan bermain game terlalu berlebihan, cukup sekedarnya saja. Anggap game itu hanya sebagai pelepas kejenuhan anda setelah beraktifitas seharian (apalagi sampai menginap dirumah yang punya game berhari-hari, itu mah emang dah kelewatan)
* Sedapat mungkin hindari bermain game jika memang tubuh anda terasa kurang sehat (apalagi jika anda berada dirumah orang, kasihan yang punya rumah kerjaannya hanya ngurusin anda melulu)
* Usahakan tiap 1 jam sekali, anda beristirahat selama 15 menit (kalau selama setahun berarti anda harus ngekost dirumah teman anda itu)
* Jika anda menggunakan game console yang menggunakan stick getar, seperti Playstation Game Console, istirahatlah setiap 30 menit (kalau kelamaan, anda bisa diusir nanti dengan yang punya rumah)
* Selama anda beristirahat, usahakanlah anda memandang objek-objek yang berwarna hijau (rumput tetangga memang biasanya selalu kelihatan lebih hijau dari rumput dirumah sendiri)
* Usahakan anda bermain game ditempat yang cukup cahayanya (asal anda jangan main pinggir jalan dibawah lampu merah, disangka orang anda nanti seorang pengemis)
* Jaga jarak pandang anda dengan layar monitor, minimal 2 kali diagonal layar monitor atau TV anda (asal jangan 2 kali ukuran lapangan bola, bisa hilang tuch TV anda karena tidak kelihatan lagi)

Nah, itu adalah sedikit tips dari saya bagaimana cara bermain game dengan baik untuk kesehatan tubuh kita. Akhir kata saya ucapkan "Selamat Bermain" awas jangan asal main, bisa digebukin tetangga nanti...wakakakakakakak.

Games Console mana yang terbaik saat ini menurut anda :


Sony playstation oneSony PlayStation 1






sony playstation 2Sony PlayStation 2






sony playstation 3Sony PlayStation 3






sony pspSony PSP






nintendo wiiNintendo Wii






nintendo dsNintendo DS






xbox 360XBOX 360





Silahkan tinggalkan komentar anda...